Jumat, 25 Januari 2013

kehidupan sosial

REMAJA DIANTARA NARKOTIKA DAN HIV

ANAK muda atau remaja saat ini harus kita ajak berpikir lebih waras lagi. Sudah tidak terhitung lagi korban yang menimpa anak muda kita justru karena perilaku hedonis mereka. Dari overdosis karena narkotika sampai tewas setelah menenggak miras oplosan.

Tema Hari Antinarkotika Internasional pada 26 Juni 2010, ‘’Think Healthy without Drugs’’ (‘’Berpikir Sehat tanpa Narkotika’’) menjadi sangat relevan dengan kondisi para anak muda kita. Belum lagi permasalahan bangsa, seperti, korupsi yang makin terorganisasi, video porno, ataupun pengemplangan pajak, faktanya diam-diam narkotika luput dari perhatian kita ditelan isu-isu besar.


Coba simak kota sekecil Brebes pun, telah terjamah narkotika. Dilaporkan kasus terakhir dengan tertangkapnya pengedar ganja dengan barang bukti 1,2 kg di Klampok Brebes (SM, 05/06/10). Disinyalir Brebes juga merupakan kota transit narkotika. Hedonisme telah merasuki anak muda, penggunaan narkotika, alkohol, rokok, bahkan hubungan seks secara bebas lumrah terjadi.

Laporan Unicef, United Nations Programme on HIV/AIDS, dan World Health Organization (2002) menyebutkan bahwa masa remaja kerapkali digunakan untuk bereksperimen dengan narkotika dan alkohol. Di Tanzania, anak muda yang berusia antara16 dan 24 tahun yang merokok dan minum alkohol mempunyai pasangan seks empat kali lebih banyak dari kawan-kawan seusianya.

Di Amerika Serikat, mahasiswa yang melakukan seks di bawah pengaruh narkotika atau alkohol memiliki kecenderungan 2,5 kali untuk tidak menggunakan pelindung. Di Buenos Aires, Argentina, seperlima dari pecandu narkotika dengan jarum suntik mengatakan bahwa mereka mulai memakai narkotika pada saat berusia 16 tahun ataupun lebih muda, dan dua per tiganya telah mulai ketika berusia 18 tahun.

Beberapa studi telah berulang kali menjelaskan faktor-faktor yang dapat membantu para remaja untuk mengurangi perilaku mereka yang berisiko tinggi, seperti berhubungan seks tanpa menggunakan pelindung dan menggunakan narkotika.

Penggunaan narkotika dengan jarum suntik (injecting drug use/ IDU) adalah salah satu dari banyak ketergantungan yang seringkali berawal pada masa remaja.

Tindak Kejahatan

Para anak muda yang berbagi jarum dan suntikan untuk menginjeksi narkotika berada pada risiko yang sangat rentan untuk terkena HIV. Di Indonesia data sejenis itu agak sulit didapatkan, tetapi Depkes (2006) melaporkan bahwa, estimasi pada tahun 2001/2002 pengguna narkotika dengan jarum suntik berkisar antara 30.000 dan 1.000.000 orang dengan prevalensi yang tertular HIV berkisar antara 0,01 dan 0,46 %.

Pada akhirnya, ketergantungan pada narkotika meningkatkan kemungkinan anak muda dengan kemampuan ekonomi yang terbatas, untuk berpaling kepada tindak kejahatan kriminal ataupun prostitusi untuk membiayai kebutuhan mereka akan narkotika.

Lebih fatal lagi, ketika mengombinasikan penggunaan narkotika dengan jarum suntik juga melakukan prostitusi, akan makin meningkatkan peluang bagi penyebaran HIV dari mereka yang menyuntikkan narkotika dan pasangan seks mereka ke populasi yang lebih luas.

Beban penanggulangan narkotika menjadi bertambah ketika epidemi HIV juga terjadi. Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK) sudah sepantasnya menggandeng Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) yang juga ada di kabupeten/kota.

KPAD dengan memanfaatkan klinik voluntary counseling and testing (VCT) yang harus ada di setiap rumah sakit umum daerah, akan memberikan kesempatan secara sukarela kepada para anak muda pengguna narkotika dengan jarum suntik untuk tes HIV dan konseling.

Di setiap kabupaten/kota sudah selayaknya diintegrasikan program penanggulangan narkotika di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) tertentu yang sudah dipersiapkan dengan matang, untuk program penanggulangan narkotika, seperti pengurangan dampak buruk atau penyuntikan yang aman maupun memberikan kemungkinan substitusi terhadap jenis narkotika yang telah direkomendasikan ke arah penyembuhan.

pendidikan karakter

Pendidikan Karakter dan Peningkatan Daya Saing Bangsa


Pendidikan Karakter dan Peningkatan Daya Saing Bangsa
pilarkarakter yang mana yang harus dikembangkan di Indonesia? Sesungguhnya semua pilar karakter tersebut memang harus dikembangkan secara holistik melalui sistem pendidikan nasional di negeri ini. Namun, secara spesifik memang juga ada pilar-pilar yang perlu memperoleh penekanan. Sebagai contoh, pilar karakter kejujuran (honesty) sudah pasti haruslah lebih mendapatkan penekanan, karena negeri ini masih banyak tindak KKN dan korupsi. Demikian juga dengan pilar keadilan (fairness) juga harus lebih memperoleh penekanan, karena kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak pendukung pemilukada yang kalah ternyata tidak mau secara legowo mengakui kekalahannya. Selain itu, fenomena tawuran antarwarga, antarmahasiswa, dan antaretnis, juga sangat memerlukan pilar karakter toleransi (tolerance), rasa hormat (respect), dan persamaan (equality).

Untuk tujuan khusus, misalnya membangkitkan semangat bagi para olahragawan yang akan bertanding di tingkat internasional, maka pilar rasa percaya diri (trustworthiness) dan keberanian (courage) juga harus mendapatkan penekanan tersendiri.

Akhirnya, dengan pendidikan yang dapat meningkatkan semua potensi kecerdasan anak-anak bangsa, dan dilandasi dengan pendidikan karakternya, diharapkan anak-anak bangsa di masa depan akan memiliki daya saing yang tinggi untuk hidup damai dan sejahtera sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang semakin maju dan beradab.

GOBLOK PANGKAL KAYA

Anda ingin kaya ? Gampang kok resepnya. Ikuti resep Bob Sadino pasti anda akan kaya hati dan kaya finansial. Resepnya sangat gampang dan sederhana. Jadilah orang GOBLOK. Ah, yang  benar aja ? Lho kenapa anda ragu?

Maksudnya goblok itu bukan bodoh lho ? Wah ini kok malah tambah ruwet dan muter-muter bahasanya. Maksud saya begini. Orang bodoh adalah orang yang tidak mau belajar. Sedangkan orang goblok adalah orang yang merasa dirinya tidak tahu banyak hal. Dengan sikap yang demikian, maka ia ingin terus belajar dan belajar. Rasa ingin tau selalu menggebu.

Sebaliknya orang yang merasa pintar. Biasanya tidak mau belajar lagi. Sudah merasa cukup. Dan selalu lambat dalam melangkah. Mengapa ? Karena terlalu banyak pertimbangan. Sedangkan orang goblok selalu mau belajar dari siapapun. Dan dia merasa tidak malu untuk bertanya. Tidak terkecuali dia juga selalu belajar dari lingkungan.

Berbekal ilmu goblok. Bob Sadino mampu mengembangkan bisnis dari skala gurem, hingga skala gurita. Saat ini Om Bob yang nyentrik. Selalu tampil dengan kemeja kotak-kotak lengan pendek dan celana jin buntung yang sudah nampak buntut. Berpenampilan apa adanya dan bersahaja. Namun pedenya luar biasa. Sukses mengambangkan agrobisnis, swalayan dan pengembang property, yang luar biasa.

Wirausahawan budiman. Hikmah apa yang bisa kita petik dari Om Bob. Menurut saya. Bila kita ingin sukses dan kaya raya sebagai wirausahawan. Ingat pepatah ini. Jangan malu bertanya. Malu bertanya sesat di bisnis.  Prinsip itu harus anda pegang.

Setiap ucapan Om Bob singkat, namun penuh makna dan kearifan. Kata-kata yang selalu saya ingat adalah bila bertemu orang, siapkan diri anda seperti gelas kosong. Kalau gelas anda sudah isi maka kita merasa pandai. Akibatnya kita tidak mau belajar lagi. Di samping itu anda jangan suka terlalu berharap. Terlalu banyak berharap kita  akan sering menemukan kekecewaan.

Apakah anda paham dengan yang saya maksudkan ?  Bagaimana ? Belum. Ah, kalau begitu saya ucapkan selamat. Anda dan saya ternyata masih goblok. Eit... jangan marah dan tersinggung dulu. Itu tanda-tandanya bisnis anda akan semakin berkembang. Lho, kok bisa ? Bisa aja, ingat " Goblok pangkal Kaya ".

Mencegah Kerusakan Jantung dengan Makan Sambal Bawang.

Banyak orang tidak suka makan sambal bawang karena aromanya bikin bau napas tidak sedap. Namun di balik baunya yang menyengat, bawang putih sangat berkhasiat untuk mencegah kerusakan sel-sel jantung akibat penyumbatan pembuluh darah.

Bawang putih yang sering dipakai sebagai bumbu masak maupun campuran sambal bawang mengandung senyawa bernama dialilsulfat. Dalam sebuah penelitian, senyawa tersebut terbukti mampu melepaskan gas hidrogen sulfida yang berguna untuk melindungi sel-sel jantung.

Hidrogen sulfida sudah lama diketahui bisa melindungi jantung, namun pemanfaatannya tidak praktis karena harus diberikan melalui suntikan. Kandungan dialilsulfat dalam bawang putih memberikan harapan bahwa gas hidrogen sulfida bisa diberikan dengan lebih praktis, yakni dengan cara ditelan.

"Kami telah melakukan penelitian untuk menemukan sebuah obat yang bisa melepaskan hidrogen sulfida lewat rute oral (ditelan) sehingga tidak perlu disuntikkan lagi," ungkap Prof David Lefer dari Emory University yang melakukan penelitian itu seperti dikutip dari Dailymail, Minggu (20/11/2011).

Percobaan yang dilakukan Prof Lefer memang masih terbatas pada tikus, namun hasilnya cukup menjanjikan. Sebagai simulasi serangan jantung, tikus-tikus itu diberi penyumbatan pembuluh darah selama kurang lebih 45 menit lalu diberi obat berisi dialilsulfat.

Dibandingkan tikus yang hanya disumbat pembuluh darahnya tanpa diberi obat apapun, tikus-tikus yang mendapat dialilsulfat lebih sedikit mengalami kerusakan sel-sel jantung. Tingkat kerusakan selama pembuluh darahnya tersumbat bisa dikurangi hingga 61 persen.

Secara alami, gas hidrogen sulfida juga diproduksi sendiri oleh tubuh dan dalam kadar yang cukup sangat berguna mencegah radang atau inflamasi pada sel-sel jantung. Namun pada jumlah yang berlebihan, gas ini juga bisa berakibat fatal yakni menyebabkan kematian.

Pendidikan

Artikel Pendidikan merupakan sebuah tulisan yang memberikan informasi mengenai bidang pendidikan baik formal maupun non formal. Sekedar untuk mengingatkan Anda tentang pendidikan berikut ini saya paparkan tentang filosofi pendidikan dan fungsi pendidikan.

Filosofi Pendidikan
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti dilakukan banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.


Sabtu, 19 Januari 2013

tugas ilmu sosial dasar



Ilmu Sosial Dasar (penduduk, masyarakat, dan kebudayaan)

Ilmu sosial dasar merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala sosial yang terjadi di sekitar kita. Tujuan mempelajari ilmu sosial dasar yaitu membentuk individu yang berkualitas demi tercapainya keutuhan bangsa dan negara. Di dalam ilmu sosial dasar ini, banyak diajarkan tentang tata cara berperilaku yang baik di depan umum ataupun di dalam suatu masyrakat dalam lingkup yang luas.

Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan komponen-komponen yang penting dalam suatu kehidupan sosial. Dari individu-individu yang berkumpul di suatu tempat maka lahirlah penduduk, kemudian dari penduduk tersebut lahirlah masyarakat dimana penduduk yang mendiami suatu daerah dan memiliki suatu ciri khas yaitu kebudayaan. Suatu masyarakat pasti akan menghasilkan suatu kebudayaan yang baru karena terdapat kemajemukan dalam masyarakat tersebut sehingga kebudayaan yang baru pun dapat dibentuk. Kebudayaan merupakan hasil dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Dimana mereka belajar tentang adat-istiadat, tata krama, sopan santun dan lain-lain dalam suatu kebudayaan.